Minggu, 21 September 2025 kemarin, Persiku Kudus memainkan laga kandang perdana kompetisi Pegadaian Championship 2025/2026 di Stadion Wergu Wetan. Lawannya bukan tim sembarangan, melainkan PSS Sleman, klub yang punya skuat mentereng dan basis suporter besar.

Potret Brigata Curva Sud yang memenuhi lantai 2 tribun utara Stadion Wergu Wetan Kudus (21/9)
Sore itu, sudah seperti yang banyak orang duga, ribuan Sleman Fans datang ke Kudus untuk mendukung tim kebanggaannya. Hal yang menjadikan laga semakin menarik dan meningkatkan gairah euforia pertandingan. Namun, di balik atmosfer meriah itu, ada keresahan yang tidak bisa diabaikan, bahwa Stadion Wergu Wetan terbukti belum siap jika harus menampung penonton dalam jumlah besar. Tulisan ini mencoba merangkum catatan kritis sekaligus harapan pasca laga tersebut.
Kedatangan ribuan Sleman Fans ke Kudus seakan menjadi ujian nyata bagi Stadion Wergu Wetan. Bagi kami, kesimpulannya jelas, stadion ini masih jauh dari kata layak. Dari antrean penonton yang menumpuk di pintu masuk, kepadatan di sekitar stadion, hingga minimnya ring pengamanan yang terbukti mudah jebol. Semuanya memperlihatkan betapa Stadion Wergu Wetan tidak dirancang untuk menghadapi situasi dengan jumlah penonton yang masif.
Pada hari pertandingan kemarin, suasana terasa sangat crowded, hal ini menjadikan catatan penting untuk lokasi stadion yang berada di pusat kota. Jalan di sekitar Wergu Wetan itu sudah sangat sempit, lebih lagi, lingkungan sekitar stadion yang tak begitu luas, bahkan tembok stadion yang langsung berbatasan dengan jalan umum ini menimbulkan kerawanan tersendiri.
Persoalan parkir kendaraan saat pertandingan juga menjadi perhatian serius, terutama bus-bus rombongan suporter tamu. Ribuan Sleman Fans yang datang kemarin bahkan harus rela bus rombongannya parkir di Terminal Jati, yang kurang lebih jaraknya sekitar 5-6 kilometer dari stadion. Fakta ini menunjukkan bahwa letak geografis Wergu Wetan memang problematis jika digunakan sebagai stadion utama dengan penonton besar.
Masalah berikutnya ada pada desain stadion itu sendiri. Banyak orang menilai renovasi sebelumnya tidak pernah dituntaskan dengan sungguh-sungguh. Hasil akhirnya, tribun yang putus-putus, jarak dengan lapangan terlalu jauh, dan bangunan stadion yang tak mencerminkan sebuah arena sepak bola modern. Bahkan banyak dari netizen dan suporter yang menyamakan bentuknya dengan gedung madrasah.
Minimnya ring pengamanan juga menjadi sorotan utama. Gerbang akses kendaraan masuk bisa dengan mudah dijebol karena jumlah penonton yang membludak. Hal ini bukan sekadar soal kedisiplinan suporter, tapi lebih kepada lemahnya desain keamanan stadion. Ring pengamanan seharusnya berlapis, dengan akses yang jelas dan mudah dikendalikan. Ketika itu tidak tersedia, risiko keselamatan bagi penonton maupun jalannya pertandingan jadi sangat tinggi.
Dalam konteks ini, jelas sekali bahwa yang harus disoroti tak hanya ribuan Sleman Fans yang datang, melainkan kesiapan Stadion Wergu Wetan sendiri. Kehadiran mereka justru membuka mata kita semua, terutama pemangku kepentingan, bahwa stadion ini tidak boleh dibiarkan seperti sekarang. Apalagi jika target manajemen Persiku adalah promosi ke kasta tertinggi, di sana, lawan-lawan punya basis suporter yang tak kalah besarnya. Tanpa stadion yang memadai, Kudus akan selalu kewalahan setiap kali pertandingan dengan tajuk big match digelar.
Sudah saatnya pengelola dalam hal ini Pemkab Kudus, Disdikpora, dan PUPR, benar-benar memikirkan rencana renovasi yang serius, bukan asal-asalan. Renovasi stadion harus berangkat dari riset dan pembelajaran. Suporter jelas mengharapkan stadion modern yang layak secara keamanan, kenyamanan, dan standar internasional untuk pertandingan sepak bola.
Lalu, apa yang bisa dan harus kita lakukan sebagai fans? Sudah selayaknya kita terus bersuara dan mengawal proses renovasi Stadion Wergu Wetan ini. Berisiklah untuk kebaikan kita di masa mendatang! Mulai dari proses lelang, pengerjaan, finishing hingga adanya Surat Laik Fungsi (SLF) yang turun dari Pemkab nantinya, semua hari kita awasi bersama. Jangan sampai kita mau dibodohi lagi, terlebih sudah ada persetujuan dari pusat terkait anggaran dana untuk renovasi stadion. Perlu sama-sama kita kawal bersama, agar dana yang turun nantinya tidak salah sasaran ke kantong orang-orang brengsek yang menggerogoti dengan tidak sepantasnya, melainkan benar-benar tertuju dengan tepat sasaran sehingga terwujud stadion layak yang kita impikan bersama.
Sekali lagi selain kawal bersama, Stadion Wergu Wetan harus segera dibenahi jika benar-benar ingin menjadi rumah layak bagi Persiku Kudus dan pendukungnya, juga para suporter tamu yang bertandang. Ribuan Sleman Fans yang datang kemarin seharusnya bukan menjadi sebuah ancaman, melainkan pengingat keras bahwa stadion kita tidak siap menghadapi penonton fanatik dalam skala besar. Harapannya, momen ini jadi titik balik, ada keseriusan dalam renovasi, ada desain yang matang, dan ada ketegasan untuk menempatkan kenyamanan serta keamanan penonton sebagai prioritas utama.
