“Aku tak bisa menjanjikan surga, atau bahagia untuk selamanya, tetapi jika engkau terus percaya, pasti akan ada jalan.”
Begitulah apa yang dikatakan The Adams dalam lirik lagunya yang berjudul Timur. Barangkali jika dikaitkan dengan engkau wahai penggawa Persiku, yang sepertinya tak bisa menjanjikan sebuah gelar juara yang seolah surga bagi kami. Cukup satu yang pasti, kami mohon, berikan kepada setiap dari kami yang menaruh percaya dan cinta kepadamu, sebuah jalan. Jika kamu belum tahu jalan apa yang kami maksud, setidaknya sebuah jalan menuju rasa yang tidak disebut sebagai kecewa.
Kami masih di sini, datang dan menapaki tribun yang sama, meneriakkan dan bertepuk tangan untuk nama yang sama, Persiku Kudus Macan Muria! Meski rasa yang tersisa kadang menunjukkan hampa, sebab tak bisa dipungkiri, bahwa empat kekalahan beruntun bukanlah hasil yang bisa diterima begitu saja.
Apa yang kalian beri kepada kami seolah luka yang ditaburi garam, perih, sakit, namun tetap kami telan dengan cinta yang entah kenapa tak pernah ada habisnya. Sampai di sini, kami hanya ingin melihat kalian bermain dengan hati, bukan sekadar berlari tanpa arah, bukan sekadar menggugurkan jadwal dan kewajiban bekerja pada umumnya.
Kami sudah tak banyak meminta, cukup sore ke sore yang tanpa rasa kecewa. Kami hanya ingin menyaksikan pertandingan di mana kami bisa pulang dengan kepala tegak. Kami hanya ingin menjawab pertanyaan “Persiku mau piye, Le?” dari seorang bapak-bapak random di lampu merah selepas meninggalkan Wergu Wetan dengan dua kata, “Menang Pak!”
Dan sekali lagi wahai engkau para penggawa, kami tidak sedang memintamu menjadi sempurna dengan menuntut sebuah surga. Kami hanya ingin kamu berjuang seolah tahu betapa besar artinya lambang ini bagi kami, pun begitu seharusnya bagi kamu.
