Manuver Manajemen yang Makin ke Sini, Makin PROFESIONAL
  • Beranda
  • .
  • Manuver Manajemen yang Makin ke Sini, Makin PROFESIONAL
  • .

Manuver Manajemen yang Makin ke Sini, Makin PROFESIONAL

Manuver Manajemen yang Makin ke Sini, Makin PROFESIONAL

Manuver Manajemen yang Makin ke Sini, Makin PROFESIONAL

Delapan pertandingan setelah laga perdana, Persiku Kudus masih juga tak kunjung memperoleh kemenangan. Tujuh kekalahan, satu hasil imbang, dan setumpuk rasa kecewa yang semakin sulit ditutupi dengan kata sabar. Bukan hanya dari sisi teknis di lapangan yang amburadul, dari sisi nonteknis pun tim ini makin lihai membuat pendukungnya muak. Yang terbaru, akun media sosial resmi Persiku tiba-tiba menghilang begitu saja dari jagat maya selama lebih dari sepekan. Terakhir kali akun itu aktif adalah usai pertandingan melawan Kendal Tornado. Setelah itu, senyap. Tak ada kabar, tak ada unggahan.

 

Nonaktifnya akun media sosial resmi Persiku itu tentu memantik emosi fans. Banyak dari akun fanspage supporter juga melontarkan pertanyaan. Kolom komentar di berbagai media sosial penuh sumpah serapah, bukan hanya untuk tim, tapi juga kepada “admin” yang disangka lari dari tanggung jawab. Namun, kemarahan itu akhirnya dijawab oleh Media Officer Persiku lewat pernyataan resmi pada 9 November 2025. “Perihal akun official Persiku yang belum ada update apapun saat ini hingga waktu yang belum bisa ditentukan, dikarenakan kami hanya menjalankan instruksi yang diberikan,” tulis mereka. Pernyataan itu ditutup dengan permintaan maaf karena banyaknya hujatan yang datang, menegaskan bahwa keputusan nonaktif ini bukanlah wewenang mereka.

 

Hingga di sinilah maksud “Makin PROFESIONAL” itu muncul. Manuver yang begitu dar-der-dor, khas manajemen Persiku Kudus. Bayangkan, di tengah krisis kemenangan, di saat para pendukung menunggu jawaban, mereka justru memilih menonaktifkan saluran komunikasi resmi klub. Sebuah keputusan yang sungguh canggih dan cemerlang.

 

Padahal, akun media sosial bukan hanya tempat untuk mengunggah hasil pertandingan atau konten klub. Di era sepak bola industri, media sosial adalah wajah klub. Dari sanalah sponsor melihat nilai jual, fans mendapatkan kabar, dan klub membangun identitas. Dalam dunia yang semakin bergantung pada komunikasi digital, manajemen Persiku malah melakukan langkah paling revolusioner dengan menghilang.

 

Perekrutan Direktur Teknik baru, Marcos Guillermo Samso, juga dilakukan secara senyap. Tak ada pengumuman, tak ada penyambutan, tak ada pernyataan resm. Tiba-tiba, pria asal Argentina itu sudah terlihat di lapangan dan memimpin latihan.

 

Puncaknya, setelah lebih sepekan vakum, akun resmi Persiku akhirnya kembali aktif. Tapi bukan untuk menyapa fans, bukan untuk memberi kabar tim, bukan juga untuk mengumumkan rilis resmi evaluasi pertandingan. Postingan pertama setelah vakum itu adalah… pengumuman penjualan tiket laga melawan PSIS Semarang (11/11). Ironis sekaligus lucu. Setelah membuat ribut seisi kabupaten, akun yang mestinya jadi jembatan komunikasi itu malah kembali hanya untuk urusan transaksional.

 

Manuver-manuever ini tentu meninggalkan banyak tanda tanya. Tampaknya, manajemen Persiku memang sedang menapaki jalan “profesionalisme” versi mereka sendiri. Versi yang membuat pendukugngnya mung iso mesem sekaligus gedhek-gedhek. Mungkin nanti akan ada manuver lanjutan, mungkin juga tidak. Yang jelas, sepak bola tidak hanya butuh pemain hebat di lapangan, tapi juga nalar sehat di balik meja. Dan sejauh ini, nalar itu tampaknya masih belum muncul, begitupun dengan kemenangan.

Make a Comment

Your email address will not be published. Required field are marked*